Selasa, 22 Oktober 2013

jilbab, sampah, dan pemikiran sederhana tentangnya.

Alhamdulillah akhirnya saya berkesempatan mengikuti kursus bahasa inggris untuk persiapan tes Toefl yang diselenggarakan oleh E.F. Setelah cukup lama menunggu pendaftarannya dibuka (konon karena harus diseleksi dan tidak semua yang mengikuti tes bisa lolos), kini setiap senin, rabu dan jumat pada pukul 18.30 hingga 20.30 WIB saya dapat mengasah kemampuan berbahasa inggris saya langsung dengan native speaker, atau tutor/pengajar yang memang orang inggris tulen.

setelah sempat beberapa pertemuan sebelumnya saya tidak hadir karena merayakan hari idul adha di kampung halaman, tadi malam saya kembali mengikuti kursus tersebut. cukup canggung, karena ini baru kali kedua saya masuk. sang dosen bertanya, "where have you been?" "i went to my hometown sir". sesederhana itu, dan beliau tidak bertanya lebih jauh lagi.

perkuliahan berlanjut seperti biasa. kali ini membahas bagaimana melewati tes menulis essai dan mendapat skor tinggi pada tes Toefl nanti. tema diskusi kami bergulir dengan bebas, hingga tibalah pada satu pokok pembahasan tentang masalah kebersihan jakarta yang harus segera diatasi. nah, disinilah pembahasan semakin menarik.

tutor saya menyampaikan, pada suatu ketika ia (yang bernama phil collins) berekreasi bersama keluarganya ke kebun binatang ragunan. beliau yang memang lahir, tumbuh dan besar di negara maju, merasa miris mendapati kenyataan pada salah satu kebun binatang terbesar di negara kita. sampah yang berserakan dimana-mana, tong sampah yang sulit ditemui, hingga penataan dan perawatan penghuni kebun binatang yang terkesan asal-asalan, membuat selera rekreasinya mendadak hilang. yang semakin membuat ia bersedih hati dan kesal adalah, saat warga negara asing dan umat kristiani seperti beliau harus menyaksikan wanita indonesia yang berjilbab membuang sampah sembarangan. bukan pula sembarangan, tapi membuang bungkusan plastik bekas makanannya ke dalam kandang buaya lebih tepatnya.

"sebuah ironi", ujar beliau.
"saya pernah mendengar ajaran dari islam yang mengatakan bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. namun ketika ajaran tersebut urung dilaksanakan bahkan oleh seorang wanita yang berjilbab-yang menegaskan bahwa dia pastilah seorang muslimah, saya bingung harus bereaksi seperti apa. logika macam apa yang ia gunakan, hingga dengan demikian ringan tangannya membuang sampah plastik bekas bungkusan makanannya ke kandang buaya?! tidakkah ia tahu bahwa buaya hewan karnivor?!" ucapnya dengan mimik muka serius.

setelah itu diskusi kami terus berlanjut, membahas apapun yang ditemui sehari-hari.

...
lama saya renungkan ocehan tutor tersebut. meski disampaikan dalam forum yang serius tapi santai, bahan pemikiran beliau tidak saya tanggapi enteng begitu saja. bahwa  negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia, untuk menjaga separuh dari imannya saja ia tidak bisa. tentu saja pemikiran seperti ini cukup relevan jika dikaitkan dengan minimnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, terutama tempat-tempat publik. apalagi jika kasus yang terjadi persis seperti apa yang beliau alami, maka saya sebagai umat islam merasa malu. sungguh, amat malu.

maka percayalah teman, banyak sekali hal-hal kecil yang terjadi di sekitar kita yang mungkin menurut pengamatan pribadi bukanlah hal besar, namun belum tentu berlaku seperti itu pada orang lain.

think about it.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar