Rabu, 12 Juni 2013

Aku dan rindu yang kian raksasa.

ini adalah puisi berbalas antara saya dengan luna. semampu kami untuk terus berkirim kabar. sederhana, hanya karena kami senang menulis dan membaca, dan berada pada langit yang sama. selamat menyelam, pembaca :)


Selamat siang, selasa.

Matahari sedang bersinar terik-teriknya. Seperti rutinitas yang mulai dibiasakan. Selayaknya merindui tarian jemari milikmu, ah seyogyanya kau tahu.

Mungkin, tak ada yang lebih kau ketahui dariku selain hujan, petrichor, dan rindu. Terlalu lekat, sudah seperti identitasku. Atau jangan-jangan memang terpampang jelas di dahi berukuran lebih dari 4 centimeter ini?

Bagaimana dengan kerinduanmu? Masihkah ia menggebu? Ceritakan, ya ceritakan padaku tentang semua gulana yang menghadangmu. Kisahkan larik demi larik. Alunkan semua buncahan yang menggumpal dalam ruang bawah sadarmu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar